Minggu, 22 Juli 2012

Pengumpul tanda tangan

Gw sedang menikmati asap hasil pembakaran cacahan daun tembakau bercampur nikotin dengan syahdu sebagai desserts gue, setelah menikmati semangkuk kolak pisang pada buka puasa petang ini, mana kala telepon genggam gue meraung-raung. Bapak: "Kok dijawab panggilannya?" Gue : "Yah kan bapak telpon." Bapak :"Berarti kamu nggak sholat terawih" Seketika mata gue beralih pada jam yang tertempel kokoh di tembok persis dihadapan gue. Gue : "Masih kerja pak, izin dulu yah." jawab gue takut-takut. Bapak : "Bagus! Kerja aja terus, sholatnya tinggalin." Jiaaaaahhhhh, asap rokok yang sedang gue nikmatin pun berasa anyep seketika. Diomelin dah gue. Dan ketika kejadian itu gue ceritakan pada seseorang yang jaraknya ratusan kilometer dari tempat gue duduk saat ini pun berbalas sebaris bbm "i adore your dady" Hayahhhh, kompakan bener sih ngomelin gue. Omelan bokap barusan, terpaksa mengingatkan gue pada masa kanak-kanak dulu, ketika saat Ramadhan tiba, gue adalah salah satu orang yang paling bersemangat di rumah. Semangat menjelah dari satu masjid ke masjid lain menjelang sholat Isya, demi bisa mengisi kolom-kolom tanda tangan buku tugas selama Ramadhan, demi sebuah tanda tangan ustadz yang menjadi penceramah setelah sholat tarawih, dan demi angka 10 pada buku tugas Ramadhan. Ahhhhhh, tiba-tiba gue merindukan saat-saat itu. Selamat menunaikan Ibadah Puasa.