Rabu, 10 Oktober 2018

Di Bangkok, Ibu pedagang kaki lima nyikat trotoar bekas dia dagang pake sabun.

16 Tahun menetap di Jakarta dan sudah sangat terbiasa dengan kesemrautan yang terjadi dibanyak hal, membuat gue takjub ketika menginjakkan kaki di Bangkok. Serius!!! padahal dari beberapa artikel yang gue baca, kehidupan di Bangkok dan Jakarta itu gak terlalu signifikan perbedaannya, sama-sama kota metropolitan, living costnya juga beda-beda tipis, Banyak pedagang kaki lima juga di pinggir jalan (atau bahasa kecenya street food), 11:12 macetnya apalagi saat jam pulang kantor.

BEDANYA

Masyarakatnya di Negeri Gajah Putih ini taat aturan, sedikit sekali orang yang nyebrang sembarangan (orang-orang di Bangkok terbiasa nyebrang di Zebra Cross atau jembatan penyebrangan), gak ada yang ngerokok semberangan di pinggir jalan (kalaupun ada dipastikan itu adalah spot merokok alias smooking area), gak ada yang buang sampah sembarangan, asli kota ini bersihnya gak ketulungan, nyaris gak ada tempat sampah. Gue sempet ketemu satu moment, ketika habis beli panganan ringan di minimarket depan stasiun BTS (LRT) dan menemukan seorang ibu yang sedang beberes di trotoar bekas dia dagang makanan, mungkin bagian beres-beres mah hal yang sangat lumrah dan wajar, di Jakarta juga bisa liat tiap hari, yang membuat gue benggong adalah ketika setelah merampungkan urusan beres-beres perkakas berdagang, si Ibu nyikat trotoranya pakai sabun! mampus gak loe? sebegitunya mereka menjaga kebersihan, karena mereka sadar bahwa negara mereka adalah salah satu destinasi wisata populer di dunia, dan mereka benar-benar mengaplikasikan pepatah lama "kebersihan adalah pangkal kesehatan" dalam kehidupan sendiri. jadi gak ada tuh ceritanya pedagang kaki lima disana "ninggalin jejek" setelah urusan berdagang mereka kelar. 





Vlog Part 2 di Bangkok

Kamis, 21 Juni 2018

Bangkok untuk kali pertama

Traveling itu PENTING!
sebagian orang mungkin beranggapan bahwa jalan-jalan itu, cuma buang-buang uang, waste of time, bikin capek. Tapi kalau buat gue, jalan-jalan itu sama pentingnya seperti loe makan tiap hari. Come on, dijaman milineal seperti sekarang, apa sih yang gak butuh uang? kencing di toilet mall aja bayar 2000 perak. yah gak sih?

The Grand Palace

Dengan traveling loe bisa belajar banyak hal, melihat dunia baru, menemukan banyak pengalaman seru yang mungkin tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Pernah gak kebayang apa yang akan loe lakuin kalau kesasar di Negara orang, dimana bahasa menjadi kendala utama? itu yang terjadi dengan gue beberapa bulan lalu, ketika kali pertama melakukan perjalanan jauh ke negara orang. Bangkok, Thailand! menjadi Negara pertama yang gue kunjungi, yah, awal mei 2018 lalu akhirnya untuk kali pertama gue melakukan itu. Sebuah perjalanan dadakan (seperti biasa!) tapi  kali ini tentu dengan itinarary cukup matang. Tidak seperti jika gue melakukan sebuah perjalanan di dalam Negeri yang gak pernah peduli dengan sederet itinarary. Jangankan bikin rencana perjalanan, untuk tempat menginap aja biasanya gue baru akan hunting ketika sudah sampai ke tempat tujuan, tapi kali ini tidak mungkin. Mengingat ini kunjungan pertama ke Negara orang, walhasil beberapa hari sebelum perjalanan penting ini, gue sudah bolak-balik pantengin vlog dan blog orang-orang dan mengobrak abrik lamam google demi menemukan lokasi-lokasi kece untuk kunjungan perdana ini. Termasuk mencari tahu bagaimana cara menggunakan public transportation di negara itu. Hei, ini adalah perjalanan 1/2 Backpackers gue, dimana pengeluaran sekecil apapun harus diperhitungkan jika tak ingin jadi gembel di Negara orang. 

BTW, kenapa ini merupakan perjalanan 1/2 Backpackers?
yess, karena gue gak mungkin mengklaim ini sepenuhnya sebagai perjalanan Backpackers. Biasanya seorang yang menasbihkan diri sebagai backpackers seutuhnya akan mencari semua hal serba murah dan terjangkau untuk perjalannannya, mulai dari transpotasi dan akomodasi hingga apa yang akan dia makan. Nah, gue? termasuk orang yang cukup picky soal armada penerbangan, bukan mau sok iye, tapi gue termasuk ke dalam golongan traveler yang sangat takut terbang, sehingga gw harus mencari maskapai penerbangan yang tak pernah bermasalah dan cukup  membuat nyaman perjalanan yang nyaris 3,5 jam itu. Gue gak pernah peduli dengan hotel yang akan gue inapi (kecuali soal urusan toilet yang harus BERSIH, ini gak bisa ditawar!) i mean, gue gak akan sungkan untuk mencari hotel dormitory dimana loe akan tidur bersama 4-8 orang traveler yang gak pernah loe kenal sebelumnya, gue juga gak pernah takut untuk menggunakan transportasi umum, termasuk kalau harus nyasar sekalipun, dan gue juga gak pernah ribet soal makanan selagi itu Halal dan bersih.

So, berapa kali gue nyasar di Negara orang untuk perjalanan kali ini? 
BUANYAK KALI. Hahahahaha.....yuk intip keseruannya di laman VLOG gue Me, Friends And The City jangan lupa subscribe yess, karena perjalanan ke Bangkok ini gue bagi menjadi 5 part.


Senin, 02 April 2018

Erie Suzan Ternyata.....

Artis! Apa yang kemudian terlintas dibenak loe ketika mendengar satu kata itu?

Karya?
• Nilai Honor yg selangit? 
• Kehidupan serba wah?
• Dunia Percintaan? 
• Skandal? 
• Gossip Settingan? 
• Attitude? 
ATAU...
• Simpanannya siapa? 

Gue pribadi kalau mendengar kata "Artis" lebih suka ngomongin soal KARYA & ATTITUDE, selain dua itu, i don't care. Seriouslly! 

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian Artis itu adalah:


ar·tis n ahli seni; seniman, seniwati (seperti penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama);


Jadi, sepatutnya seorang Artis itu memang seharusnya punya Karya. Bukan karena semata-mata loe nonggol di TV lantas bisa menyebut diri sebagai artis. Sepakat?

Karena, dijaman now ini sepertinya semua orang merasa dirinya artis. Bikin skandal, kemudian viral di publik, di undang ke talkshow, diuber-uber wartawan gossip and then, everbody call them "artis". Kalau begitu kejadiannya Koruptor yang saban hari nonggol di berita juga bisa disebut artis. Yekan?!

Lalu, kenapa Attitude?

Nah, menurut gue ini penting! Most important things. Karena ketika sudah merasa dilabeli sebagai seorang artis, orang-orang ini sering kali lupa kodratnya sebagai manusia. Pernah Ada seorang Artis yg tiba-tiba ngegampar Assistennya di depan orang-orang yang ada di lokasi shooting karena perkara si Assisten nge-charge Handponenya dan gak diawasin. Atau tetiba ada artis yang baru dikenal karena jadi pacar dan kemudian menikah dgn seorang bintang film kenamaan (inget, dikenal karena dipacarin aktor kenamaan, bukan dikenal karena karyanya) yang ketika ber-acting gak mau di Direct oleh seorang Astrada (Assisten Sutradara) karena mungkin menurutnya dia lebih PANTAS diarahkan langsung oleh Sutradara. Sementara fungsi Astradara memang membantu Sutradara. Bayangkan, kl si Astrada memang tidak kompeten dibidangnya, mana mungkin dia di hire oleh sutradara untuk jadi tangan kanannya, jadi menurut gue pribadi yg TOLOL ya artisnya. Karena ketika loe merasa kompeten sebagai seorang aktris harusnya loe bisa sangat mudah diarahkan oleh seorang Astrada sekalipun. Bad Attitude right?!

Well, dari sekian banyak artis / pelaku seni yang memang layak menyandang dan dilebeli sebagai Artis di Indonesia  dan pernah bekerja dengan gue, salah satu yang terbaik adalah Erie Suzan. Bukan karena gue merasa sebagai teman, tapi nyaris 6 Tahun berkolaborasi, dia adalah sosok yang bisa menghargai jerih payah orang-orang yang bekerja dibelakangnya, mensupport dirinya sebagai seorang performer. Really!!!

How to made this beautiful dresses? Please kinda watch my Vlog in below

Sebagai seorang Diva Dangdut besar, bisa saja dengan mudah dia memanfaatkan semua previllage yg ada. Let say soal baju, ketika banyak artis hanya mengandalkan team wardrobe TV untuk minjemin baju ke Designer (Minjem yah, artinya GRATISAN!!! Dan bawel) erie bahkan rela berpanas-panasan, keliling dari satu toko bahan ke toko bahan lainnya untuk huntting material baju, kemudian tandem bersama gue untuk ngomongin soal Konsep Design yang akan diwujudkan menjadi baju yang akan dia pakai. Pertanyaannya, gue di bayar as professional? 

JELAS!
lah kok bayar? Kan bisa sponsorin, itung-itung promo?!
(Karena banyak yg mikir Erie gue pinjemin baju. Kesimpulan dari beberapa DM yg masuk Di IG gue)

Karena menurut gue, Erie bisa memisahkan dirinya kapan harus menjadi teman, kapan harus bekerja professional. 

Gak usah pertanyakan nilainya, karena nominal itu relatif, penting buat gue adalah we trust each other, we grow up together and she give me a change. 

Dulu, dulu sekali. Ketika baru mulai menginjakkan kaki ke industri mode, bisa dapat kesempatan untuk sponsorin artis itu sebuah keajaiban, gak dibayarpun rela karena saat itu product branding adalah goals gue lalu waktu berjalan kenaifan pun perlahan luntur dr gue, bahwasanya gue pun bekerja dengan tetes keringat, mencurahkan jiwa dan pikiran gue ke dalam selembar baju yg gue buat, gue ngejahit pake mesin, mesin gue pake listrik, lalu kl terus gratisan siapa yg mau bayar tagihan gue? Thats why they must to paid me. Nominalnya bisa dibicarakan. So, saran gue, sebagai artis, buang jauh jauh tabiat "Gratisannya" karena sebagai seorang pelaku seni pun loe dibayar klien untuk jasa loe, so seharusnya loe juga harus membayar orang-orang yang support loe berkarya. Its all about Attitude. Isn't it? 

Simbiosis mutualisme itu boleh, yang gak boleh manfaatin orang karena ngerasa dibutuhin.


Sabtu, 10 Maret 2018

Puteri Indonesia 2018 bikin Pageant Lovers ngamuk lagi di Instagram.


Puteri Indonesia 2018 baru saja dimahkotai oleh Bunga Jelita Ibrani, pemenang Puteri Indonesia 2017, estafet mahkota beauty pageant tertua di Indonesia ini pun telah berpindah tangan pada Sonia Fergina asal kepulauan Bangka Belitung. Dan hal ini ternyata menjadi bahan nyinyiran netizen di laman sosial media instagram milik Yayasan Puteri Indonesia. Saya sendiri merasa surprise dengan kemenangan Sonia. Pertama karena ketika sesi QnA di Top three, Sonia yang sebagai lulusan Sastra Inggris terlalu grogi untuk menjawab pertanyaan yang dilemparkan oleh Miss Universe 2018 sehingga jawaban yang terlontar jadi tidak kuat dgn bahasa Inggris yang terbata-bata. Lalu saya juga merasa gak ada aura "Puteri" di diri gadis ini. Sehingga Ekspresi wajahnya pun sangat datar ketika namanya disebut sebagai Puteri Indonesia 2018 (menurut saya dia pasti shock atas kemenangannya), Lempengggg aja gitu kek Jalan Tol (karena didera shock sampai binggung harus bereaksi seperti apa. Menurut saya). Dan beberapa jam setelah kemenangannya saya tetap merasa tak ada yang special dari stage performancenya. Tadinya prediksi gue justru tertuju pada sosok finalis Jawa Tengah, Kidung Paramadhita (Yang ternyata pernah mewakili Provinsi Lampung dipemilihan Miss Indonesia dan berhasil menyabet predikat 3th Runner Up) atau Finalis asal Jakarta  4 yang hanya mampu bertengger hingga Top 11. Walau ada satu model yg gw cukup kenal yang berhasil melaju hingga Top 6 asal Yogyakarta, Dilla Fadila, yang membuat gue juga cukup surprise karena dia bisa melaju hingga Top 6 dan di nobatkan sebagai Puteri Indonesia Perdamaian 2018, tapi sesungguhnya gue tidak menjagokannya ketika dia selesai sesi QnA di Top 11 (im so sorry Dilla, but im still proud of you).


Well, belakangan ini pageant lovers Indonesia memang berkembang sangat-sangat cepat. Dan mereka punya andil cukup besar dlm beberapa kemenangan perwakilan Puteri Indonesia di ajang kontes kecantikan dunia, let say kemenangan Dea Rizkyta sebagai Best National Costume di Ajang Miss Grand International 2017 yang dimenangkannya melalui Voting di social media (off course para PL Indonesia akan menyerbu semua laman official ajang tersebut buat voting, walau kita tidak bisa mengesampingkan usaha keras Dea untuk mengeksekusi dengan baik National Costume karya Mayaratih saat stage performance) lalu ada Nina yg bisa melaju hingga Top 25 (ini juga salah satu berkat jari jemari lentik nan sigap para PL lovers Tanah Air yang berbondong-bondong menyerbu aplikasi resmi Miss Supranational, dimana salah satu acuan untuk bisa melaju hingga TOP 25 diluar konteks kecerdasan dan kecantikan adalah bisa memenangkan voting disosial media, thats the power of Indonesian Beauty Pageany Lovers saudara-saudara sebangsa dan setanah air) .

Lalu, kalau bicara soal pemilihan ratu-ratu kecantikan mulai dari yang lokal sampai Interlokal, eh..i mean International. Sudah bisa dipastikan akan terjadi Huru hara di semua portal PL yg ada di Indonesia dan mancanegara, dari komentar-komentar positif bagi finalis yang mereka jagokan hingga nyinyiran pedas untuk pemenang yang tidak sesuai keinginan mereka.  Dan Sonia adalah salah satunya! Dini hari tadi, beberapa menit setelah Andhika Pratama selaku Host acara tersebut mengumumkan namanya sebagai pemenang Puteri Indonesia 2018, halaman Istagtam Official Puteri Indonesia dibanjiri ribuan nyinyiran pageant Lovers. Hahahaa.....welcome to the club Dear Sonia. Semoga kemenanganmu ini bisa memperkuat hatimu karena nyinyiran netizen yang sudah resmi menjadi hatersmu akan lebih kejam dr bentakan-bentakan  selusin ibu tiri (disinetron) dijadiin satu. Belajarlah dari keteguhan Bunga Jelita yang dibuat menangis oleh netizen karena kegagalannya mempertahankan rantai TOP 15 Miss Universe 2017 (yang sudah dimulai oleh Artika Saridevi pada perhelatan MU 2005, dan estafet Top 15 selalu diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya hingga terputus oleh Bunga Jelita).

Well, i would like to thank you to Bunga Jelita Ibrani as Puteri Indonesia 2017. You doing good as you can. Its time to you to move on and doing some great things as Bunga Jelita Ibrani, not as Puteri Indonesia anymore. Dan selamat bertugas untuk Puteri Indonesia 2018, Sonia Fergina. Make Indonesia pageant lovers fall in love with you. Ditunggu perubahan besar didirimu sebagai Puteri Indonesia 2018. Hingga tak adalagi nyinyiran soal ketidak apikan dirimu ketika disorot kamera dr angel samping, Puteri yang tak bisa senyum Sumringah, Puteri dengan Personal Speaking yang tak memuaskan. Lets brigth like a diamond beibeh. You need to hard work to be shining Princess.

Pertanyaannya, segini fasihnya membahas ini! Apakah gue Pageant Lovers juga? 

Im Not! gw hanya pemerhati ajang ratu-ratuan ini pemirsah! Dan gw sudah menyaksikan perhelatan Puteri Indonesia, Miss Univers, Miss World sejak gw masih SMP. Favorite gw Artika Saridevi & Angelina Sondakh. 

Minggu, 18 Februari 2018

Abrakadabra Art B&B


Jogja istimewa, slogan ini memang pas menurut gue disematkan pada kota yang dahulu kala pernah menjadi Ibu Kota Indonesia untuk beberapa saat. Setiap sudutnya memang istimewa untuk ditelusuri. Menjadi salah satu kota destinasi pelancong lokal dan interlokal, eh...maksud gue International, menjadikan kota ini selalu ramai sepanjang tahun.

Gue jatuh cinta pada kota ini sejak 8 tahun lalu, ketika itu gue kencan buta di kota Gudeg ini, tepat di depan Benteng Vredenburg yang lokasinya persis di depan Istana Presiden di Ujung jalan Malioboro. Sejak itu pula, mengunjungi kota Jogja seperti menjadi rutinitas tahunan gue. Selalu ada dalam agenda trip gue 2-3 kali setahun. 

Anyway, Jogja kembali menjadi pembuka acara jalan-jalan gue di awal tahun 2018. Sebetulnya tujuan gue gak hanya jalan-jalan tok, karena agenda besarnya adalah bekerja sebagai Fashion Stylist di sebuah produksi Music Video dari seorang penyanyi jebolan Indonesian Idol 2014. Dan karena sudah kadung berada di kota kesayangan gue ini, maka gue memutuskan stay selama dua malam lagi untuk kembali menjelajahi Kota Jogja.

Lalu dimana gue tinggal?
Setelah check out dari sebuah hotel di area Babarsari, tempat gue dan crew produksi bermarkas dua malam, gue memutuskan untuk pindah kesebuah hostel di Jl. minggiran. Adalah Abracadbara Art B&B yang kemudian menjadi tempat gue menghabiskan dua malam berikutnya. Hostel ini adalah tempat dimana banyak Backpackers dari seluruh dunia tertuju, Adam lavine salah satunya, juwarakkkkk.





Terdegar unik, terletak disebuah komplek perumahan, dengan bangunan tua yang sudah ada sejak tahun 1950-an, pertama kali menginjakkan kaki didepan pagar bangunan yang sudah disulap menjadi semacam art space ini membuat gue takjub sekaligus merinding asoy, gimana enggak, begitu pagar kayu dibuka, gue disambut sebuah pohon besar di halaman rumah lengkap dengan akar-akar tumbuhan yang menjulur manja dari ranting pohon dan genteng rumah, belum lagi sebuah mural hitam putih dengan objek wajah perempuan berkacamata dengan rambut keritingnya lengkap dengan quotos di tembok "Magic becomes art if has nothing to hide" membuat gue seolah disambut nyonya rumah dengan misteriusnya. But, lupakan sedikit pesona horror di halaman muka rumah, mari masuk ke dalam, dan menikmati interior keceh yang terpampang nyatah. Rumah backpackers ini menyuguhkan perkawinan silang antara ethnic things dengan street art. Yang menarik, ambience tempat ini membuat loe serasa berada dirumah sendiri. Begitu masuk rumah, crew Abracadabra akan meminta loe dengan sopan untuk membuka alas kaki, dan menaruhnya distorage khusus yang mereka siapkan di beranda rumah juga living room. 

Ada 7 kamar yang disiapkan dirumah ini, 5 private room dengan dekorasi berbeda, 1 mix Dormitory room, dan 1 female dormitory room. Harga yang ditawarkan pun, ramah bagi para backpackers low budget. Seriouslly. 200K untuk private room, dan 70K (for 1 person 1 night) untuk Dormitory room yg bisa di huni 8 orang. 

Dormitory room is souds good, maka resmilah gw menasbihkan diri menjadi the trully backpackers, stay dua malam di mix dormitory room dengan teman melancong satu bule asal prancis bernama Nathan, satu pria asal bekasi yang beberapa tahun terakhir tinggal di Bali, lalu 3 backpackers asal banjarmasin. Malam pertama terlewati dengan mulus tanpa hambatan, walau gue baru bisa tidur menjelang pukul 2 pagi karena asyik ngedit materi Vlog gw. Tapi malam kedua, kehidupan di dormitory room terkuak sudah dengan sangat jelasnya. Selain suara dengkur yang saling balapan, Suara kentut yg tiba tiba keluar dari pantat siapa menjadi backsound gue yang di malam kedua tetap asyik editting vlog di kasur berkelambu gue.

Setiap kali stay disatu tempat, pertimbangan paling basic buat gue adalah, kamar mandinya harus bersih. And i got it in Abracadabra, dan gak hanya bersih ada banyak kamar mandi dan toilet disini, so walaupun dihuni banyak orang dijamin loe gak akan rebutan kamar mandi seperti di kos-kos an. Lalu satu hal yang unik, loe sangat diperbolehkan mencoret-coret dinding kamar mandi. Meninggalkan jejak apapun disana untuk mengatakan pada orang-orang bahwa loe pernah mampir dan menginap di tempat ini. Keceh! Gue bahkan meninggakkan jejak di dua toilet berbeda, hahahahahaaa...

Walau rumah ini sudah setua kakek nenek loe, tapi sebetulnya Abracadabra Art B&B baru resmi ada 1.5 tahun lalu. Mas Jali as the owner tell me the truth when i got an interview whit him on the rooftop alias Kamar Loteng yang juga menjadi hidden rooms yang tidak dijual ke publik melalui online dan hanya boleh disewa visitors setelah berkunjung 2-3 kali ke Abracadabra and i was booked them for my next trip Insha Allah.

Hal menarik lainnya adalah, loe diwajibkan untuk menyapa penghuni lain, chit chat manja di area living room yg menyatu dengan kitchen area dan mini pool ditengah bangunan ini, suasananya asri, karena keberadaan tanaman berbagai jenis disini. Bahkan mas jali was told me bahwa konsep bangunan Abracadabra Art B&B diadaptasi dari Taman Sari (tempat pemandian raja ratu dan selir-selirnya),  sehingga loe akan menemukan banyak jenis tanaman disini, mulai dari pohon Markisa di beranda kamar loteng, Bunga Kamboja di deoan kitchen yang juga menyatu dengan mini pool dan yang menarik adalah bunga Air mata pengantin. Hahaha...sekali lagi keceh!!!

Soal makanan, jangan syedih sis, loe bisa menemukan banyak makanan disekitar Abrakadabra, hari pertama, gue mencoba menjajal Ayam Geprek yang direkomendasikan sang Owner, lalu karena konsepnya feels like your own home so, loe boleh masak di dapur yang udah mereka siapkan, tapi jangan lupa untuk bersihin dan cuci kembali semua peralatan makan loe by your self, disini tidak menyiapkan Pembantaian alias pembantu. So you have to treat your self.

Stay buat dua malam di Abracadabra makes me in love and i will be back as soon as possible.

Pengen nginep juga di ABRAKADABRA ART B&B ? 
this is the way you need to go THEIR OFFICIAL INSTAGRAM  or MAP 

PS
My vlog when i stay at Abracadabra Art B&B will be posted at My Youtube Channel As Soon As Possible, you only need to go to the site, and turn on the notification icon, if i uploaded the vlog you will be reminding. 

Jumat, 09 Februari 2018

Kau, Aku, & Sepucuk Angpau Merah

Tere liye, penulis novel populer yg beberapa waktu sempat viral karena dua hal: Postingan di laman facebooknya yg menggungkap betapa dia merasa (sebagai penulis) dirugikan karena pembagian royalti dari penjualan novel-novelnya yang tidak fair. Lalu hal lain yang membuatnya semakin mencuat di ranah dunia maya karena postingannya di Instagram yang merasa keberatan atas ulah netizen yang semakin liar menggunakan Quotesnya di photo instagram yang mereka posting di akun berbagi photo sementara quotes yang mereka comot dan bubuhkan sebagai caption diphoto yang dibagi bagikan di media sosial tidak berkaitan dengan quotes yang dicantumkan, alias JAKA SEMBUNG BAWA GOLOK, KAGAK NYAMBUK GOBLOK.

Tapi, bukan itu yang akan gue bahas disini! Melainkan akan mereview dari novel karyanya yang naskahnya kali pertama muncul di facebook sang penulis tahun 2010, berupa novel open source yang diterbitkan berseri, lalu dipublish tahun 2012 dalam bentuk fisik, yang 5 tahun kemudian sudah naik cetak sebanyak 9 kali. Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah.

Ok, lets start it.



Novel ini mengambil setting di kota Pontianak, dengan Tokoh Utama: Borno, seorang laki-laki usia 20-an tahun yang pada akhirnya berprofesi sebagai pengemudi sepit (perahu kecil bermesin tempel) di sungai Kapuas, setelah berkali-kali mencoba bekerja serabutan diberbagai tempat. Ditinggal mati oleh ayahnya yang seorang nelayan diusia 12 tahun membuat Borno harus bekerja keras untuk melanjutkan hidup bersama Ibu semata wayang yang telah mengasuh dan membesarkannya dengan sangat baik, sehingga menjadikannya sebagai sosok pemuda berhati paling lurus di sepanjang aliran sungai Kapuas. Dipaksa berhenti dari pekerjaannya sebagai tukang Robek karcis di Pelampung (sebutan kapal Ferri kecil di Kapuas) oleh ketua perhimpunan pengemudi sepit, Bang Togar, hingga membuatnya harus melanggar wasiat Bapaknya untuk tidak menjadi pengemudi sepit.

Hari pertamanya setelah resmi menjadi pengemudi sepit setelah melewati siksaan Ospek panjang dari Bang Togar, dia jatuh cinta pada gadis Cina yang menjadi penumpangnya dihari pertama yang tak sengaja menjatuhkan surat bersampul merah di dasar sepit yang dikemudikannya.  Bersusah payah menjaga surat yang tak sengaja jatuh itu agar tak dikoyak oleh Andi, sahabatnya, untuk kemudian dikembalikan ke sang empunya ternyata tidak sepenting yang dia perkirakan. Nasi sudah menjadi bubur, perempuan berwajah sendu itu sudah kepalang basah memikatnya dengan seuntai senyum, dan tidak mudah pula bagi Borno untuk menaklukkan perempuan Tionghoa yang punya masa lalu kelam itu hingga membuat Borno harus mengejarnya hingga ke Surabaya. Tapi apa daya, jauh api dari panggangnya. Borno kecewa berat hingga membuatnya terkapar. Beruntung ada sosok Pak Tua, bujang lapuk yang sudah melanglang buana hingga ke ujung dunia yang selalu mendukungnya dengan petuah-petuah rumit yang terkadang susah dimengerti Borno.

Buat gue, novel ini lengkap, plotnya rapih, tata bahasanya cantik menawan, akan mudah menukan deretan bahasa bahasa sastra nan romantis dihalaman demi halamannya, walau suguhan utamanya adalah kisah romansa, tapi percayalah ini bukan cerita cerita cinta picisan disinetron yang tayang striping, membacanya bisa membuat gue pribadi terpompa semangat juang menaklukkan hidup, novel karya kesekian penulis ini sanggup membuat gue tertawa terbahak-bahak juga menangis sekaligus. Novel ini mampu mengobrak abrik perasaan dan tak sanggup berhenti melahapnya hingga halaman terakhir, 507.

Berani coba baca?

The fact is, ini adalah novel ketiganya yang gue baca, honestly im in love! Dan selama ini menyangka bahwa yang namanya Tere Liye adalah PEREMPUAN BERKERUDUNG, dan karena penasaran yang membuncah, gue pun mengobrak abrik laman google dan menemukannya di wikipedia bahwa penulis yang pandai bermain kata-kata ini adalah seorang Pria. Hahahaha gue ketipu mentah-mentah, ketipu yang menyenangkan. 


Sabtu, 03 Februari 2018

Karena Kepepet.


Senja ini setengah badan matahari sudah tertelan tepi kaki langit, meninggalkan bias jelaga kuning kemerah-merahan disana. Penghujung hari yg romantis. Gue terdiam lesu didepan meja mesin jahit, mentafakuri benang kusut dipermukaan kain perca. Setelah dua tahun membelinya dan selama ini dioperasikan oleh penjahit,  Inilah kali pertama gue benar-benar mengoperasikan mesin ini. Kusut masai.

"Lah ngopo mas? Njahit dewe sekarang?" 
Tetiba pria ompong itu muncul didepan pintu rumah kontrakan dengan pertanyaan yg membuat gue mengumpat kesal. 

"Huwanjirrrrrr......bikin Kaget loe ah! Boro-boro ngejahit, ini juga baru mau belajar mas, benangnya kusut semua, menggumpal di skoci ama kain." kata gue sembari melemparkan skoci benang kepermukaan meja mesin jahit.

"Ah, iki mau sampai lebaran gajah juga gak bakal bisa mas. Lah wong ini jalur benangnya salah kabeh eh. Kewolak walek sampeyan masangnya." sahutnya menjelaskan lalu mengambil alih tempat duduk gue dan mulai mengajari cara memasang benang sesuai urutan yang benar.

"Tukang pada kemana emang mas?" tanya dia lagi setelah berhasil membuat gw membuat jalur jahit diatas kain perca. Masih berkelok-kelok seperti sungai di pulau Kalimantan sana. "Latihan aja terus mas, tar juga bisa jahit lurus." katanya lagi, seolah mengerti kekesalan gue yg blm berhasil menjahit secara lurus. Ini masih latihan dasar, menjahit diatas kain perca.

"Tukang gue keluar semua mas. Yang satu karena mau kawin, yang satu dah beberapa minggu lalu keluar. Dia tahu Bos nya sudah diujung tanduk, Bangkrut. Makanya dia pamit berhenti kerja, takut gue gak bisa bayar gajihan dia tiap sabtu sore yang berjuta juta itu barangkali." Wajah gue pasti menggambarkan betapa kecewa dan marahnya gue saat menjelaskan alasan itu.
"Ealaaaaah, ngono toh. Hemmm, nganu mas, iku loh sisa pembayaran mesin obras sampeyan piye? Akhirnya kalimat pamungkas yang sudah gue perkirakan sejak kemunculannya yang tiba-tiba di depan pintu rumah kontrakan gue terucap sudah.
"Sabar ya mas, aku rak ndue duit blas. Nanti kalau sudah ada uang tak bayar yo." jawab gue sambil terus berusaha membuat jalur benang di atas kain perca yg sedang gue jahit tetap lurus. "dua minggu lagi gue mau ikut pameran di Citos tapi gak ada yang jahit, gak punya duit juga buat lempar ke penjahit lain, makanya ini jadi belajar menjahit biar bisa tetap kerja." gue mencoba menjelaskan kondisi pelik yang sedang gw hadapi sambil mata dan konsentrasi gue tetap tertuju pada kain perca yang sedang gue jahit, pandangan gue hanya sekilas beralih ke pria jawa penjual mesin jahit yang saat ini sedang duduk di bangku besi merah di hadapan gue lalu menenggokan kepala gue ke kanan, tempat dimana setumpuk kain tergeletak dilantai rumah.
                         
                                      ***

Crop top  itu selesai gue jahit. Gue mengkombinasikan dua kain sekaligus. Bagian badan  menggunakan bahan kaos yang cukup tebal dengan warna hitam sebagai dasarnya dan pettern bunga mawar biru yang menjadi detail printnya. Lalu bahan kaos warna broken white yang seluruh permukaannya terdapat embos serupa percikan air di kaca jendela sebagai bahan untuk lengannya. Diujung baju gue sematkan renda putih tulang, sebagai detail.  Inilah karya pertama gue. Mungkin ini perwujudan design gue yang keseribu sekian, sekaligus menjadi karya pertama gue sebagai penjahitnya.

Tidak mudah, gue membutuhkan 12 jam untuk menyelesaikannya, menjahit sembari belajar tutorial menyatukan berbagai pola bagian baju dari Google. Semalam suntuk gue memaksakan diri menyelesaikan baju ini, dan sekarang sudah pukul 7 pagi. gue butuh tidur sejenak.

                                        ***

To Be Continue



Minggu, 28 Januari 2018

Ngerayu Tukang Jahit




Braidsmate dan Grooms, begitu sebutan untuk pager ayu pengantin di jaman milenial seperti sekarang. 

Pernah jadi braidsmate atau grooms? 

Dulu jaman gw SMA, gw dan beberapa kawan sepermainan pernah dibayar untuk jadi pager ayu dipesta resepsi pernikahan yg gw gak tau itu siapa. Pokoknya baju disiapin kelar acara gw dibayar. Itu yang gw tau. 50ribu honor yg gw terima, dan nominal itu sudah cukup besar saat itu. 

Nah, kalau di daerah-daerah biasanya yg jadi rombongan pager ayu adalah sanak saudara dr kedua mempelai pengantin Jika berasal dr keluarga yang bias-bias kasih,  dan kalau datang dari keluarga kaya raya biasanya akan sewa jasa pager ayu yg banyak di tawarkan oleh sanggar pengantin. Sementara jaman now, Trendnya sudah jauh berubah. Keluarga sudah duduk manis di area VVIP bersama tetamu terhormat lain, menikmati berbagai menu panganan dimeja prasmanan sambil menikmati pesta. 

Lalu, dipernikahan jaman now, garda braidsmate dan grooms adalah orang-orang dari lingkaran pertemanan dari kedua belah pengantin. Nah, yang jadi soal sekarang adalah, dalam persiapan pernikahan ada satu post budget baru yang disiapin oleh si kedua pengantin. 
Menyiapkan kain seragam untuk braidsmate. Sementara grooms biasanya cenderung hanya memakai jas/suite, terkadang juga diberi batik, tergantung konsep pernikahannya.

Lalu, orang-orang yang mendapat "kain" jatah buat seragam reaksinya akan berbeda-beda.
1. Kalau dia banci tampil dan punya banyak uang (atau dipaksa-paksain punya uang) biasanya preperationnya ngalah-ngalahin pengantin. Ini serius! Mereka akan mulai sibuk cari-cari referensi design baju yang banyak bertebaran di google. Begitu dapet model sesuai yg diinginkan tinggal bawa kepenjahit langganan, soal uang cincay asal baju impian bisa terpenuhi. Nah tipe braidsmate yg begini pasti akan datang ke dressmaker A.K.A penjahit langganan yg sudah terpercaya kualifikasinya. . Atauuuuuu, untuk mereka yg cukup punya uang akan langsung datang ke Designer, dan setelah itu mulai kepoin social media make up artist demi penampilan paripurna. Yg punya banyak duit akan hire make up artist kenamaan yg lagi hipe di socmed.

Lalu.....

2. Ada juga tipe bridesmate yg awalnya girang bukan kepalang ketika mendapatkan kain seragaman, lalu setelah itu mulai mengeluh karena bisa jadi dalam sebulan ada beberapa kawan yg akan menikah dan selalu kebagian kain seragam, yg artinya mereka akan terpaksa menggelontorkan uang yg lumayan bikin kantong menipis. Solusinya apa? Datang ketukang jahit (dipilih secara random), bawa referensi dr majalah atau hasil captur-an dr internet buat di copy paste. Paling hanya nambah atau ngurangin detail, biar gak kentara nyontek karya orang. Lalu, biasanya akan mulai pasang sejuta rayuan gombal demi mendapatkan harga miring dr penjahit. 
"kan cuma gitu doang, simple kok, jangan segitu dong harganya." atau "Kita kan nanti jadi langganan mas, bulan ini ada banyak kawinan nih, tar kan jahit lagi. Kurangin ya." dan rayuan paling paripurna dan sangat lazim "Nanti aku kenalin ketemen-temenku yg lain loh, bulan depan banyak kawinan nih. Harganya diskon yaaaaa."

Loe tipe braidsmate yg mana? 


Kamis, 18 Januari 2018

Long As I Get Paid

Agnez Mo pada akhirnya memang berhasil membuat dunia international kemudian menggapnya "ada" dihiruk pikuk dunia hiburan International berkat single terbarunya "Long as i get paid". Tak hanya menuai banyak pujian, salah satu Diva Indonesia ini pun tak luput dr pergunjingan netizen yg memang "membencinya" karena makna dari lagu Long as i get paid yg dianggap mendeskripsikan seorang perempuan penjaja diri, ditambah konsep video klip yang lebih "NAKAL". Ke-bule-bule-an kata mereka. Lahhhhhhh......bukannya memang itu single international yg target pasarnya adalah penikmat musik dr seluruh dunia. Jadi salahnya dimana?

(Salahnya karena dia Agnez Mo, penyanyi berkewarganegaraan Indonesia, coba kalau lagu itu yg nyanyiin Demi Lavato pasti akan jadi SAH! atau yang kl yg nyanyiin lagu berlirik nakal itu adalah sang Mother Monster, Lady Gaga, tentu saja lagu tersebutpun akan sah sah saja!)

Eh, tapi, ini postingan gue gak mau ngomongin apalagi nyinyirin Jeung Agnez Mo loh yah! Ini tulisan tentu saja sepenuhnya akan membahasa GUE!. Keep calm, walau judulnya beda-beda tipis, tapi makna didalamnya sungguh berbeza.

Banyak yang tanya (eh, cuma beberapa deng) sesungguhnya apa pekerjaan gw? Bikin baju di jabanin, jadi wedding planner juga hayuk, pernah jadi sutradara video clip juga (cuma satu kok, itu juga gw rasa produsernya KHILAF ngejadiin gw sutradara), poto-poto (prewed, katalog fashion, personal portrait dll) juga hayuk, styling dibeberapa project iklan digital juga dikerjain. Intinya kata mereka gw gak konsisten!

Padahal yah kl mereka mau lebih bijaksana, dari semua hal yg gw kerjain gw adalah orang yg penuh dedikasi pada pekerjaan, sangat konsisten. KONSISTEN MENCARI UANG!

intinya AS LONG AS I GET PAID semua hal yg bisa gw kerjakan, tentu saja akan gw jabanin.

Nihhhhhh, salah satu pekerjaan yg gw kerjakan dgn penuh cinta gw jabarkan melalui VLOG gw, monggo loh mampir, jangan lupa subscribe ya


Rabu, 10 Januari 2018

Monas, Rumput & Biduan Dangdut

2018 masih wangi semerbak, semua keriaan dlm perayaan pergantian tahun masih lekat diingatan di pekan awal 2018. 
Hey kelian, kemana menghabiskan libur panjang akhir tahun? 

WELL, GUE MAH KERJAK!!!


Area Monas menjadi tempat kerja gw di detik-detik penghujung tahun 2017. Sebuah pesta besar diadakan di area iconnya kota Jakarta, untuk kali pertama setelah beberapa tahun terakhir area sakral ini TERTUTUP untuk perayaan semacam ini. 

Rhoma Irama dan Soneta group menggelar konsernya disini, di gawangi sebuah stasiun tv yang baru saja menasbihkan dirinya sebagai house of dangdut!

Rhoma Irama & Soneta group itu ibarat dua sisi mata uang, gak akan kepisah, kemana mana ya bareng. Dua-dua nya Legenda untuk musik dangdut. Dan malam itu meriah karena Rhoma Irama tak hanya bersama Soneta, ada sederet biduan dangdut kenamaan yg menemani. Dr yg kawakan sampai yg baru lahir dr ajang pencarian bakat di TV berlogo ikan terbang ini. 

Lalu, apa yg gw lakuin disini? Nyanyi dangdut juga? Hahahahaha. Gak mungkin! Seperti biasa gw adalah team hore. 
Erie Suzan adalah client gw yang ikut ambil bagian di konser penghujung tahun ini, dan kalau ada Erie ada gw artinya dia akan perform menggunakan karya gw 😜


Karena persoalan copyright jadi man teman bisa langsung meluncur ke youtube buat liat videonya yakksss. 

Gw tiba jam 2 siang, beberapa menit setelah semua akses ke backstage melalui gerbang enterance disamping stasiun gambir ditutup, walhasil kudu pereus-pereus ke security supaya diperbolehkan masuk. Gw pun kemudian disambut lautan manusia yang sudah tumpah ruah didepan stage besar yang sedang menggelar proses GR (gladi resik) Rita Sugiarto. Wihhhhhh nih manusia manusia berkerubung semacam semut. Lalu tiba tiba hujan badai datang, semua kocar kacir, artis pengisi acara berhamburan memasuki tenda mereka masing-masing. Namun naas, badai sedang murka siang itu, 10 tenda artis ambruk diamuk hujan badai, satu orang penyanyi dangdut tertimpa besi konstruksi tenda yang menaunginya, mujur hanya lebam dikaki. Sementara lainnya basah kuyup karena tetiba tenda yg menaunginya raib diterjang angin.

Bagaimana nasib penonton yg sudah terlanjur datang dan memenuhi area depan panggung? Gak ada pilihan selain tetap bertahan disana, membiarkan air yg tumpah dari langit membelai sekujur tubuh. Mereka kuyup, Mereka warbiyasakkkkkkkk. 

Hujan reda menjelang bedug magrib, penonton semakin membeludak, dan speaker dipanggung mulai meraung menjelang pukul 7 malam.
Pria yg tak gw kenal: "Buat teman-teman penonton jangan injak rumput yah, biar gak rusak" 
Bagian ini gw apresiasi, dan terus mereka koar-koarkan disela comercial break konser yang dipertontonkan secara live di televisi. 

Malam, kian merambat, hujan sudah benar-benar hilang, bersama semilir angin yangbjuga seokah ter-pause, membuat area backstage gerah bukan kepalang, ditambah liukan pinggul Bintang Pantura yg lagi menghentak panggung konser dan membakar semangat jutaan manusia yg datang dr berbagai kota, hadirin riuh, dibackstage tak kalah semarak, semua ngedumel karena signal handphone mendadak hilang, mereka lalu berasumsi ini perkara karena hujan badai tadi, lalu sebagian lain berkata 
"Signalnya emang sengaja di block tau, ini depan Istana Negara coy, dan tar ada Gubernur mau dateng malam tahun baru-an disini." 

Oke, masuk diakal, walau ngedumel karena gak bisa update sama sekali ke social media. Ini semacam deket sama orang, tapi cuma deket, jadian mah kagak! 



Kemana raungan pengumuman "dilarang injak - injak rumput"

Hahahahaha mereka pasti pasrah, karena menjelang tengah malam, sudah tidak ada lagi rumput yg terlihat diantara tugu Monas yg menjulang perkasa. Semua cela diisi lautan manusia. Bye bye rumput, riwayatmu tamat sudah dipenghujung 2017!!!